Hari Guru dan Hari-hari Indah Bersama mu
Oleh Eko Permadi
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru….. badan ku tiba-tiba ambruk.
Bumi ini terasa berputar seperti gasing yang
tak berhenti. Meski di siang hari yang cerah, pandangan ku remang dan seketika
gelap saat sudah tergeletak di lapangan. Saya tak ingat lagi apa yang terjadi. Ketika
membuka mata, saya berada di ruang guru dan diberi minum air putih.
Begitu lah
yang saya ingat ketika hari guru tiba. Hal yang saya benci ketika masa Sekolah
Dasar adalah baris di lapangan dan mengikuti upacara. Guru-guru dan teman sudah
paham betul bahwa saya sering pingsan.
Persoalan gizi
tentu ada yang tak beres. Saya masih ingat, sebelum berangkat sekolah, membeli
sebungkus lontong untuk dibagi tiga dengan abang dan kakak. Orang tua tak
sempat masak karena harus bekerja dari gelapnya subuh.
Seperti
roda berputar, kehidupan juga sedikit lebih baik. Bisa makan ayam panggang dan
sayur bayam yang lezat. Masalah gizi juga berangsur membaik.
Hari Guru ternyata
tak hanya cerita pingsan saat baris di lapangan.
Zhoynardo Simanjuntak
adalah teman sekelas mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama
di kampung. Ia sosok yang punya kepemimpinan tak ayal dia terus menjadi ketua
kelas. Belakangan, komunikasi agak jarang ketika kami sama-sama merantau ke
Siantar dan kuliah.
Tak ada angin,
tak ada hujan. Tiba-tiba zhoy mengenalkan seorang guru kepada saya. Namanya Erna
Uli Simbolon. Meski saya tak pernah membayangkan berkenalan dengan guru, kala
itu perkenalan saya disambut baik olehnya.
Cerita-cerita
yang mungkin akan saya tulis selanjutnya
untuk mengingat kalau saya nanti sudah pikun.
Akan banyak
hari-hari yang akan kami lewati bersama. Bisa jadi indah, bisa jadi sedikit
suram. Walau dari sekian banyak permintaan kepada Tuhan, tak salah jikalau saya
meminta untuk diberi kesehatan agar selalu bisa bersama dalam suka maupun duka.
Selamat hari
guru sayang dan hari-hari indah yang akan kita lalui bersama~
Emang bolehh?
ReplyDelete